Eka tidak pernah mengira bahwa Alif akan jauh-jauh datang menemuinya padahal tempo hari Alif bilang padanya bahwa maklumi jarak antara kita. Jarak dalam artian sesungguhnya tentu saja.
“Kenapa, Lif?” ujar Eka setengah heran, “kamu masih saja menyempatkan diri datang kesini?”
“Aku merasa terpanggil saja”, Alif menjawab dengan ringan.
“Sesederhana itu?” Eka kembali bertanya.
Alif hanya tersenyum sambil menyerahkan bungkusan plastik berisikan es krim dan beberapa batang coklat.
Gadis itu hanya bisa tersenyum datar sambil menerima bungkusan dari Alif sambil tangan kirinya menahan erat kursi roda yang dinaikinya.
(sepertinya) bersambung…
Hm, hmm… penasaran dengan kelanjutannya :haha. Ada yang rela menembus ruang sejauh itu, pastinya ini bukan perasaan biasa :)). Semoga kisahnya berakhir bahagia ya Mas :amin.
saya malah bingung mau kasih lanjutan apa #upsketauan π π
Baiklah, intinya lanjutannya akan selalu dinanti :p.
Modus kah?
can tangtu ah π
brp jarak jauhnya ardi π
sepertinya beda provinsi π
*padahal mah cuma perbatasannya* π
π